Bahaya Santan Dipanaskan Berulang

Di indonesia, banyak sekali masakan yang menggunakan santan. Tapi tahukah kamu santan bisa berbahaya jika dipanaskan berulang ulang?
Kebiasaan memanaskan ulang masakan yang mengandung santan ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Jika santan dipanaskan ini bisa menghilangkan nutrisi baik di dalamnya serta memicu kolesterol jahat.
Santan sebenarnya tidak mengandung kolesterol. Bahkan, santan berguna sebagai antiinflamasi karena kandungan asam laurat yang bersifat antimikroba.

Selain itu, mengonsumsi santan dalam jumlah sedang dan tidak terlalu sering tak akan berdampak pada peningkatan lemak jahat atau low-density lipoproteins (LDL).

Santan termasuk bahan makanan yang memuat kalori, asam lemak, karbohidrat, protein, magnesium, zat besi, fosfor, dan kalium.

Yang jadi masalah jika jenis makanan yang mengandung santan dipanaskan berulang, maka bisa membuat asam lemaknya berubah jadi lemak jenuh.

Dengan lemak jenuh tersebut tentu akan sangat berisiko meningkatkan kadar kolesterol jahat LDL dalam tubuh.

Terlalu banyak kolesterol LDL dalam darah dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah yang bisa menyumbat aliran darah ke jantung serta otak.

Di samping itu, dampak buruk lainnya dari kelebihan lemak jahat ini meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, serta stroke.

Kadar bahaya santan dipanaskan bisa lebih parah apabila jenis makanan bersantan tersebut dicampur dengan bahan makanan yang berasal dari hewan seperti jeroan atau daging.

Gabungan antara santan dan jenis bahan makanan hewani tersebut kandungan lemak jenuhnya dapat meningkat dua kali lipat.

Penting untuk mengetahui cara penyajian masakan berbahan santan yang benar dan tidak membahayakan kesehatan tubuh.

Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan sebelum masak menggunakan santan.

1. Jangan Terlalu Mendidih
Santan yang dimasak terlalu mendidih dapat meningkatkan kolesterol tinggi karena nutrisinya sudah hilang.

Selain itu, asam lemak pada santan yang dipanaskan berulang kali akan mudah terpecah dan membentuk lemak jenuh.

Jika memang harus dipanaskan maka seminimal mungkin jangan sampai terbentuk lapisan minyak di atasnya.

2. Jangan Berlebihan
Mengolah makanan berbahan santan yang berlebihan sehingga bersisa, akan memicu Anda melakukan pemanasan berulang agar makanan hangat ketika dinikmati.

Padahal proses pemanasan lebih dari satu kali itu justru memicu masalah kesehatan yang serius apabila diabaikan.

Disarankan sebaiknya membuat masakan bersantan untuk 1 kali santap saja dengan porsi secukupnya sehingga mengurangi risiko pemanasan kembali.

3. Gunakan Bahan Pengganti
Saat ini sudah banyak bahan pengganti yang lebih sehat. Misalnya pengganti santan yang diperkaya dengan serat yaitu yoghurt plain atau susu evaporasi.

Yoghurt plain termasuk yang mudah ditemui di supermarket dan harganya cukup terjangkau. Bahkan sudah banyak yang menggunakannya sebagai pengganti santan karena bebas kalori.

Sama halnya dengan susu evaporasi yaitu susu tanpa pemanis dengan kandungan lemak cukup rendah dan seringkali digunakan untuk olahan pasta atau sup krim.


4. Siapkan Makanan Pendamping
Mengonsumsi makanan bersantan memang nikmat karena rasa gurih yang kuat dan menambah cita rasa masakan.

Tapi, supaya tidak menjadi bumerang bagi kesehatan tubuh, perlu dibarengi makanan tinggi serat sebanyak dua kali lipat.

Selama mengonsumsi makanan bersantan, perbanyak juga sayuran hijau serta konsumsi air putih yang cukup.

Meski bahaya santan dipanaskan berulang ini tidak langsung berpengaruh, namun dalam jangka panjang jika dikonsumsi terus-menerus dapat mengganggu kesehatan tubuh.
ONO

Support us by sharing this website on your social media for faster and more quality updates

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama